Minggu, 12 Maret 2023

Monolog - BEFORE BREAKFAST : Eugene O’neill


 
SETTING – SEBUAH RUANGAN KECIL YANG BERFUNGSI SEBAGAI DAPUR DAN RUANG MAKAN DI SEBUAH APARTEMEN DI JALAN CHRISTOPHER, KOTA NEW YORK. DI BAGIAN KANAN BELAKANG ADA SEBUAH PINTU MENUJU LORONG. PADA BAGIAN KIRI DARI JALAN MENUJU PINTU ADA SEBUAH TEMPAT MENCUCI DAN KRAN AIR SERTA SEBUAH KOMPOR GAS DUA TUNGKU. DI ATAS KOMPOR GAS, DI BAGIAN KIRI ADA SEBUAH KLOSET DARI KAYU UNTUK CUCI PIRING, DLL. DI BAGIAN KIRI ADA DUA JENDELA UNTUK TEMPAT KELUAR ASAP DIMANA TERDAPAT BEBERAPA POT BUNGA YANG MATI KARENA TERABAIKAN. SEBELUM JENDELA-JENDELA TERDAPAT SEBUAH MEJA YANG DITUTUPI KAIN BERMINYAK. DUA KURSI DILETAKKAN DEKAT MEJA. DI BAGIAN KANAN DINDING AGAK KE BELAKANG ADA SEBUAH JALAN MENUJU PINTU KAMAR TIDUR. DI DEPANNYA, AGAK JAUH ADA BEBERAPA MACAM BAJU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN YANG BERBEDA TERGANTUNG DI TEMPAT GANTUNGAN BAJU. SEBUAH KAIN TIRAI MENJULUR DARI POJOK KIRI, KE BELAKANG SAMPAI KE BAGIAN KANAN DINDING.

INI SEKITAR JAM SETENGAH SEMBILAN PAGI, HARI YANG CERAH DI AWAL MUSIM GUGUR. MRS. ROWLAND MASUK DARI ARAH RUANG TIDUR, MENGUAP, TANGANNYA MASIH SIBUK MERAPIKAN RAMBUTNYA (BARU KELUAR DARI TOILET YANG ACAK-ACAKAN) DENGAN MENJEPITKAN JEPITAN RAMBUTNYA YANG BERANTAKAN. MRS. ROWLAND TINGGI SEDANG DAN BADANNYA LEMAH, DIKUATKAN LAGI DENGAN BAJU BIRUNYA YANG TIDAK FORMAL, JELEK DAN KUSAM. WAJAHNYA NYARIS TIDAK BERKARAKTER, DENGAN MATA YANG KECIL, BIASA, BIRU TIDAK TERGAMBARKAN. ADA EKSPRESI TERTEKAN DI MATA DAN HIDUNGNYA, DAN JUGA MULUTNYA YANG LEMAH DAN TERLUKA. DIA SEBENARNYA BERUMUR SEKITAR DUA PULUHAN TAHUN, TAPI KELIHATAN LEBIH TUA DARI UMURNYA.

DIA DATANG MENUJU TENGAH RUANGAN DAN MENGUAP, MELEBARKAN LENGANNYA. MATANYA MASIH MENGANTUK DAN SEPERTI ORANG YANG INGIN TIDUR PANJANG KARENA KURANG ISTIRAHAT. DIA MENUJU GANTUNGAN BAJU DAN MEMAKAI BAJU YANG TERGANTUNG DI BAGIAN KANAN, MENGIKAT TALINYA DI PINGGANG DENGAN JARI-JARINYA YANG TAK BEGITU INDAH. KEMUDIAN BERJALAN PELAN MENUJU KOMPOR GAS DAN MENYALAKAN SALAH SATU TUNGKUNYA. DIA MENGISI TEKO DENGAN AIR DARI KRAN DAN MELETAKKANNYA DI ATAS TUNGKU. KEMUDIAN DUDUK BERSELONJOR DI ATAS KURSI DEKAT MEJA DAN MELETAKKAN TANGANNYA DI ATAS KENING, SEPERTI SEDANG MENDERITA SAKIT KEPALA. TIBA-TIBA WAJAHNYA CERAH, SEPERTINYA TERINGAT SESUATU, MENATAP DENGAN TUJUAN KE ARAH PINTU KAMAR TIDUR DAN MENDENGARKAN SESUATU DENGAN ASYIK UNTUK BEBERAPA SAAT.

MRS. ROWLAND (DENGAN NADA RENDAH)

Alfred! Alfred

(TIDAK ADA JAWABAN DARI KAMAR SEBELAH DAN DIA MELANJUTKAN DENGAN SUARA LEBIH KERAS, BERFIKIR BAHWA ADA SESUATU YANG SALAH)

Kamu tidak usah pura-pura tidur.

(TIDAK ADA JAWABAN DARI KAMAR DAN UNTUK MEMASTIKAN DIA BERDIRI DARI KURSINYA DAN BERJALAN BERJINGKAT MENUJU TEMPAT CUCI PIRING. DIA BERJALAN PELAN MEMBUKA PINTU BUFET HATI-HATI DAN TIDAK INGIN MEMBUAT GADUH DAN BERGERAK DENGAN CEPAT, TIDAK INGIN TERLIHAT. DIA MENGAMBIL SEBOTOL MINUMAN DAN SEBUAH GELAS DI SEBUAH TEMPAT DALAM LEMARI DAN TERSEMBUNYI. MENUTUP BUFET DENGAN SEDIKIT SUARA BERISIK. DAN KEDENGARAN DIA MULAI KESAL, KELIHATAN MAU MEMBENTAK DENGAN SESEORANG DI KAMAR SEBELAH. SUARANYA BERGETAR MARAH) Alfred! (BERHENTI SEBENTAR, SELAMA MENUNGGU JAWABAN, DIA AMBIL GELAS DAN MENUANGKAN MINUMAN DENGAN PORSI BESAR DAN MENENGGAK MINUMANNYA: KEMUDIAN DENGAN CEPAT MENGEMBALIKAN BOTOL DAN GELASNYA KE TEMPAT SEMULA YANG TERSEMBUNYI. DIA MENUTUP PINTU KLOSET DENGAN HATI-HATI SEPERTI SAAT MEMBUKANYA. KEMUDIAN DENGAN BERAT DAN MENARIK NAFAS DALAM-DALAM, DIA DUDUK DI ATAS KURSINYA. DOSIS BESAR ALKOHOL TELAH MEMBUAT EFEK YANG CEPAT. WAJAHNYA BERUBAH MENJADI LEBIH HIDUP. DIA SEPERTI MENDAPAT TENAGA TAMBAHAN, DIA MENATAP PINTU RUANG TIDUR DENGAN TAJAM. SENYUMAN TERLUKA DI BIBIRNYA. MATANYA MELIHAT TAJAM KE RUANGAN TIDUR DAN TERTUJU PADA SEBUAH JAS LAKI-LAKI DAN ROMPI YANG TERGANTUNG DI GANTUNGAN BAJU SEBELAH KANAN. DIA BERJALAN MENGENDAP-ENDAP MENUJU PINTU YANG TERBUKA DAN BERDIRI DI SANA. MENGAMATI ORANG DI DALAMNYA, MENDENGARKAN SETIAP GERAKAN. MEMANGGIL DENGAN SETENGAH BERBISIK)

Alfred!

(KEMBALI TIDAK ADA JAWABAN. DENGAN GERAKAN YANG CEPAT DIA MENGAMBIL JAS DAN ROMPI LALU MEMBAWANYA KE KURSI. DIA DUDUK DAN MENGAMBIL BERBAGAI MACAM BENDA, DIKELUARKANNYA DARI SAKU, TAPI DENGAN CEPAT DIKEMBALIKAN LAGI KE SAKU. TERAKHIR, DI DALAM SAKU ROMPI, DIA MENEMUKAN SELEMBAR SURAT. MELIHAT PADA TULISAN TANGAN ITU – BERBICARA PELAN PADA DIRINYA SENDIRI).

Hmmm…! Aku tahu ini.

(DIA MEMBUKA SURAT ITU DAN MEMBACANYA. EKSPRESI AWAL BENCI, KECEWA DAN SANGAT MARAH, TAPI SETELAH SELESAI MEMBACANYA DIA BERUBAH MENJADI INGIN MENYAKITI DAN MERASA MENANG. DENGAN SURAT DI TANGANNYA, DIA BERFIKIR SEJENAK DENGAN SENYUMAN JAHAT DI BIBIRNYA. KEMUDIAN DIA MELETAKKAN LAGI SURAT ITU DI DALAM ROMPI DAN MASIH DENGAN HATI-HATI TIDAK INGIN MEMBANGUNKAN YANG TIDUR, MENGGANTUNGKAN KEMBALI BAJU-BAJU ITU DI GANTUNGAN YANG SAMA DAN PERGI KE RUANG TIDUR, MELIHAT DI DALAMNYA. DENGAN SUARA YANG KERAS DAN TAJAM).

Alfred!

(MASIH KERAS)

Alfred!

(ADA SUARA ORANG MENGUAP DAN MERINTIH DARI KAMAR SEBELAH)

Tidakkah kamu berfikir bahwa sekarang waktunya kamu bangun tidur? Apakah kamu ingin terus di atas ranjang seharian?

(BERKELILING/BERPUTAR SEBENTAR, KEMBALI KE KURSINYA)

Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas dan tidur terus.

(DIA DUDUK DAN MELIHAT JENDELA DENGAN ACUH)

Sebaiknya kamu tahu jam berapa ini? Kita bahkan tidak pernah membicarakan waktu sejak kau gadaikan jam tanganmu itu seperti orang bodoh. Benda berharga terakhir yang kita punya, dan kamu tahu itu? Tidak ada yang lain selain menggadaikan barang-barang hanya untuk menunda karena kamu tak mendapatkan pekerjaan. Semuanya untuk menghindari agar kamu tidak bekerja sebagai seorang laki-laki.

(DIA MENGETUK KAKINYA KE LANTAI DENGAN GUGUP, MENGGIGIT BIBIRNYA. SETELAH JEDA SEJENAK)

Alfred bangunlah, kau dengar aku? Aku mau merapikan tempat tidur sebelum aku pergi! Aku lelah, tempat ini terus berantakan karena perbuatanmu.

(DENGAN KEPUASAN INGIN MENYAKITI)

Kita tidak akan lama di sini, jika kau tidak mendapatkan uang di suatu tempat. Tuhan tahu, aku melakukan semuanya. Aku bahkan harus menjahit setiap hari, sementara kau bermain, keluyuran, keluar masuk bar dengan artis-artis dari lapangan itu.

(JEDA PENDEK SELAMA DIA MEMAINKAN CANGKIR DAN TATAKAN DI ATAS MEJA DENGAN GUGUP)

Dan kemana kamu untuk mendapatkan uang? Dan kamu cari uang kemana? Aku mau tahu! Batas pembayaran sewa rumah adalah minggu ini. Dan kamu tahu kan pemilik rumah ini? Dia tidak akan membiarkan kita tinggal semenitpun kalau kita belum bayar. Kamu bilang kamu tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Itu bohong, dan kamu tahu itu. Kamu tidak pernah mencari pekerjaan itu. Yang kamu bisa lakukan hanyalah berkeliling seharian, menulis puisi-puisi bodoh dan cerita-cerita yang orang-orang tidak mau membelinya. Aku beritahu kamu, bahwa aku bisa mendapatkan posisi pekerjaan seperti ini. Dan hanya inilah yang bisa menjaga kita dari kematian karena lapar.

(BANGUN DAN PERGI MENUJU KOMPOR GAS, MELIHAT KE DALAM TEKO, APAKAH AIR SUDAH MENDIDIH; KEMUDIAN KEMBALI DUDUK)

Hari ini kamu harus pergi cari uang di suatu tempat. Aku tidak bisa melakukan semuanya. Dan aku tidak mau melakuakn semua. Kamu harus mengerti itu. Kau bisa mengemis, meminjam atau mencuri di suatu tempat.

(DENGAN TERTAWA YANG DALAM)

Tapi dimana? Aku mau tahu! Kamu terlalu tampan untuk mengemis, kamu sudah meminjam melewati batas, dan kamu tidak punya keberanian untuk mencuri.

(JEDA SEBENTAR – MENJADI MARAH)

Tidakkah kau mau bangun untuk merayakan kebahagiaan? Kamu tertidur lagi? Atau pura-pura tidur?

(DIA PERGI KE PINTU KAMAR TIDUR DAN MELIHAT KE DALAM)

Oh, kamu sudah bangun, yah ini hanyalah soal waktu. Kamu tidak usah melihat aku seperti itu. Kamu tidak bisa membodohi aku lagi. Aku terlalu mengenal kamu dengan baik. Lebih baik dari apa yang kamu kira. Kamu dan pikiran-pikiran kamu itu.

(KEMBALI LAGI MEMBELAKANGI PINTU, PENUH ARTI)

Aku tahu banyak tentang semuanya, sayang. Lupakan apa yang aku tahu, sekarang. Aku akan menceritakan padamu sebelum aku pergi, kamu tidak perlu khawatir.

( DIA MENUJU KE TENGAH RUANGAN, BERDIRI DI SANA, EKSPRESI TIDAK SUKA. ACUH)

Hmm! Kadang aku berharap bisa mendapatkan sarapan pagi yang layak seperti ini, tidak apa-apa.

(BERTANYA)

Kapan kamu punya uang?

(DIA BERHENTI SEJENAK MENUNGGU JAWABAN DARI KAMAR SEBELAH YANG IDAK KUNJUNG ADA)

Pertanyaan bodoh!

(TERTAWA KASAR DAN PENDEK)

Aku ingin tahu kamu lebih baik dari saat ini. Ketika kamu pergi di malam yang buruk itu. Aku tahu apa yang akan terjadi. Kamu tak bisa dipercaya, bahkan untuk satu detik sekalipun. Bagus sekali kamu masih pulang ke rumah, pertengkaran yang kita alami hanya membuat kamu menjadi menjijikan. Apa gunanya kamu gadaikan jam tanganmu. Jika semua uang yang kamu punya terbuang percuma, hanya untuk membeli minuman-minuman itu.

(PERGI MENUJU KLOSET CUCI PIRNG, MENGAMBIL PIRING, CANGKIR DAN LAIN-LAIN. SAMBIL BERBICARA)

Cepatlah! Sarapan pagi hari ini tidak akan lama-lama, yang kita punya pagi ini hanya roti, mentega, dan kopi, dan kamu bahkan tak bisa menikmati semua ini, jika semua ini bukan dari hasil menjahit sampai jari-jariku terpotong.

(DIA MELEMPAR SEPOTONG ROTI KE ATAS MEJA DENGAN KASAR)



Rotinya sudah kering, aku harap kamu suka roti itu. Kamu tak berguna sama sekali, tapi aku tidak ada alasan kenapa aku harus menderita.

(PERGI KE ARAH KOMPOR)

Kopi akan siap sebentar lagi? Dan kamu jangan berharap aku akan menunggumu.

(TIBA-TIBA DENGAN SANGAT MARAH)

Apa yang sedang kamu lakukan saat ini?

(DIA PERGI MENUJU PINTU DAN MELIHAT KE DALAM)

Yah, kamu hampir siap dan menarik apapun yang terjadi. Aku harap bisa menemanimu lagi di tempat tidur. Ya, hanya kamu. Kamu kelihatan berantakan pagi ini, bercukurlah, untuk merayakan kebahagianmu. Kamu menjijikan tahu. Kamu kelihatan seperti gelandangan. Tidak heran tak ada yang akan memberimu pekerjaan. Aku tidak menyalahkan mereka. Kamu tidak pantas untuk disukai.

(DIA PERGI KE KOMPOR)

Ada sedikit air panas disini. Kamu tidak bisa dimaafkan.

(MENGAMBIL SEBUAH MANGKOK DAN MENUANGKAN AIR DARI TEKO KE DALAMNYA)

Ini….

(DIA LAKI-LAKI/ALFRED MENYELUPKAN TANGANYA KE DALAM MANGKOK. TANGAN YANG SENSITIF DENGAN JARI-JARI YANG RAMPING. JARI-JARINYA BERGETAR DAN AIR MENETES KE LANTAI. MEMBENTAK)

Lihat tanganmu yang kurus. Kamu sebaiknya berhenti minum. Kamu tidak bisa seperti itu terus. Itu akan menjadi minuman yang terakhir!

(MELIHAT KE LANTAI)

Lihat kekacauan yang kaMu buat di lantai ini – puntung rokok, abu berserakan di semua tempat. Kenapa kamu tidak menaruhnya di atas piring? Tidak, kamu tidak cukup bisa melakukan itu. Kamu tidak pernah memikirkan aku. Kamu tidak harus menyapu ruangan dan pedulikan semuanya.

(MENGAMBIL SAPU, DAN MENYAPU DENGAN KESETANAN, DEBU-DEBU BETERBANGAN. DARI DALAM KAMAR TERDENGAR SUARA PENCUKUR BERHENTI. SAMBIL MENYAPU).

Cepatlah! Sudah waktunya aku pergi. Jika aku telat, pasti kehilangan pekerjaanku, dan aku tidak bisa lagi membantumu lebih lama lagi.

(BERBICARA DENGAN KASAR)

Dan kalau sudah begitu, kamu harus pergi bekerja atau melakukan sesuatu yang pasi kamu tidak suka.

(MENYAPU BAWAH MEJA)

Yang aku mau tahu adalah apakah hari ini kamu mau mencari pekerjaan atau tidak? Kamu tahukan, keluargamu tidak akan membantu kita lagi. Mereka sudah cukup melakukan semuanya untukmu.

(SESUDAH BERHENTI MENYAPU SEBENTAR)

Aku menderita seumur hidupku. Sebenarnya aku mendapat ide yang bagus untuk pulang ke rumah, tapi aku tak ingin membiarkan mereka mengetahui kegagalan apa yang sudah kita lakukan. Kamu, anak laki-laki satu-satunya dari millioner Rowlands, lulusan Harvard, seorang penyair, sang penguasa kota. Huh!

(DENGAN PAHIT)

Mereka tidak akan menolak tindakanku sekarang, jika mereka tahu kebenarannya. Apa yang sudah terjadi dengan pernikahan kita? Aku mau tahu. Bahkan, sebelum ayahmu yang millioner itu meninggal, memberi semua orang di dunia ini uang, kamu tentu tidak akan pernah membuang-buang waktumu dengan istrimu. Aku mengira kamu berpikir aku seharusnya senang, kamu cukup dihormati, setelah menikah dan membuatku susah. Kamu permalukan aku dengan teman-teman baikmu itu, karena ayahku hanya seorang tukang sayur. Yah, itulah kamu. Tapi setidaknya dia jujur. Lebih dari apa yang orang bisa katakan tentang kamu.

(DIA TERUS MENYAPU MENUJU PINTU. MENYANDARKAN SAPUNYA SEBENTAR)

Kamu berharap, semua orang berpikir bahwa kamu telah dipaksa untuk menikahiku. Kasihan sekali kamu. Kamu tidak yakin untuk menyatakan padaku bahwa kamu cinta padaku, dan membuatku percaya dengan kebohonganmu, sebelum itu semua terjadi kan? Kamu membuatku berpikir, bahwa kamu tidak ingin ayahmu membeliku seperti yang dia coba untuk lakukan. Aku tahu lebih baik sekarang aku tidak hidup denganmu selama ini, tidak untuk sesuatupun.

(SEDIH, GELAP, DEPRESI)

Untungnya sesuatu yang buruk, miskin telah bangkit dari kematian. Dan apa yang sudah ayahmu lakukan?

(DIAM, BERPIKIR DALAM UNTUK SEBENTAR, KEMUDIAN MELANJUTKAN DENGAN PERASAAN SENANG YANG KUAT)

Tapi aku bukan satu-satunya orang yang harus berterima kasih padamu atas ketidakbahagiaan ini. Masih ada satu orang lagi, akhirnya…. Dan dia tidak bisa berharap untuk menikahimu sekarang.

(KEPALANYA MENENGOK KE KAMAR)

Bagaimana dengan Hellen?

(DIA MULAI BERBALIK DARI PINTU, SETENGAH TAKUT)

Jangan melihatku seperti itu! Yah, aku sudah membaca suratnya. Bagaimana dengan itu? Aku juga punya hak. Aku adalah istrimu. Dan aku harus tahu semua yang ingin aku ketahui. Jadi, jangan bohong. Kamu tidak perlu memandangku seperti itu. Kamu tidak bisa menakutiku dengan pandangan superiormu itu lebih lama lagi. Hanya karena aku kamu bisa pergi dengan sarapan pagi ini.

(DIA MELETAKKANSAPU DI POJOK BELAKANG – MENANGIS DAN MENJERIT)

Kamu tidak pernah berterima kasih atas apa yang sudah aku lakukan.

(DIA MENUJU KOMPOR DAN MELETAKKAN KOPI KE DALAM TEKO)

Kopinya sudah siap. Aku tidak akan menunggumu.

(DIA DUDUK DI KURSINYA LAGI. SETELAH BERHENTI SEJENAK, DIA MELETAKKAN TANGANNYA DI KEPALA – KHAWATIR)

Aku sangat pusing pagi ini. Ini memalukan. Aku harus pergi kerja di ruangan yang buruk dengan kondisiku yang berantakan sepanjang hari. Dan aku tidak akan seperti ini jika kau bisa menjadi setengah laki-laki, seharusnya aku bisa membaringkan punggungku di sampingmu. Kamu tahu, betapa sakitnya aku tahun-tahun terakhir ini, dan kamu tidak suka ketika aku meminta sedikit saja sesuatu untuk menjaga semangatku. Kamu bahkan tak ingin aku meminum tonik yang kudapat dari toko obat itu.

(DENGAN TERTAWA KERAS)

Aku tahu, kamu akan senang kalau aku mati dan keluar dari kehidupanmu, kemudian kamu bisa bebas berlari seharian dengan gadis-gadis bodoh yang berpikir kamu sangat agung dan hebat. Huh … sungguh orang-orang yang tidak dapat dimengerti…Helen dan yang lainnya itu…

(ADA TANGIS DAN TERIAKAN DERITA YANG TAJAM DARI KAMAR SEBELAH)

Disana! aku tahu kamu sudah memotong dirimu sendiri. Itu akan jadi pelajaran buatmu. Kamu tahu, tidak. Seharusnya kamu berlarian sepanjang malam dengan kekhawatiran yang bodoh.

(DIA PERGI KE PINTU DAN MELIHAT KE DALAM)

Apa yang membuatmu sungguh pucat? Untuk apa kamu melihat dirimu sendiri di cermin? Untuk merayakan kesenangan? Usaplah darah di wajahmu itu!

(DENGAN TAKUT TIDAK TERKONTROL)

Ini menjijikan.

(DENGAN NADA YANG AGAK TURUN)

Ya, itu lebih tidak pernah tahan kalau melihat darah.

(DIA KETAKUTAN KEMBALI DARI PINTU)

Lebih baik kamu hentikan dan pergilah ke tukang cukur. Tanganmu yang bergetar sangat mengkhawatirkan. Mengapa kamu lihat aku seperti itu?

(IA BERBALIK DARI PINTU)

Apakah kamu masih marah padaku tentang surat itu?

(KESAL)

Aku punya hak untuk membacanya. Aku istrimu kan?

(DIA MENUJU KURSI DAN DUDUK LAGI, DIAM SEJENAK)

Aku tahu semua waktumu yang kamu habiskan dengan seseorang. Kamu bilang, kamu habiskan waktumu di perpustakaan, aku tidak dapat kamu bodohi. Siapa sebenarnya Helen itu? Salah satu dari artis-artis itu? Atau apakah dia menulis puisi juga? Suratnya mengesankan demikian. Aku yakin dia menyatakan padamu hal-hal yang indah, dan kamu percaya padanya seperti orang bodoh. Apakah dia muda dan cantik? Aku juga muda dan cantik. Ketika kamu memberiku rayuan-rayuan, bahasamu yang puitis, tapi hidup denganmu akan segera membuat seseorang terpuruk. Seperti yang telah kualami.

(PERGI KE ARAH KOMPOR MENGAMBIL KOPI)

Sarapan pagi sudah siap.

(DENGAN MELIHAT SEKILAS)

Sarapan pagi!

(MENUANGKAN SECANGKIR KOPI UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN MELETAKKAN TEKO DI ATAS MEJA)

Kopimu akan jadi dingin. Apa yang sedang kamu lakukan? Masih bercukur? Untuk merayakan kebahagiaan? Sebaiknya kamu hentikan itu, kalau tidak pagi ini kamu akan melukai dirimu sendiri.

(DIA MEMOTONG ROTI DAN MENGOLESI DENGAN MENTEGA SAMBIL BICARA DIA MAKAN DAN MINUM KOPINYA)

Aku harus berlari secepat aku makan pagi. Salah satu dari kita harus pergi kerja.

(MARAH)

Apakah kamu akan pergi mencari kerja hari ini? Atau tidak? Aku berpikir, beberapa orang dari temanmu, mestinya menolongmu. Jika mereka memang menganggap kamu sebagai temannya. Tapi aku kira mereka hanya suka mendengarmu berbicara.

(DUDUK DALAM DIAM UNTUK SEMENTARA)

Aku minta maaf soal si Helen ini, siapa pun dia. Tidakkah kamu punya perasaan pada orang lain? Apa yang akan dikatakan keluarganya? Aku tahu dia menyebut mereka di suratnya. Apa yang akan dia lakukan – punya anak? Atau pergi ke salah satu dokter itu? Aku harus katakan itu sangat bagus. Dimana dia bisa mendapatkan uang? Apakah dia kaya?

(DIA MENUNGGU BEBERAPA JAWABAN ATAS PERTANYAAN BERUNTUN INI)

Hmm! Kamu tidak akan mengatakan apapun tentang dia kan? Aku tak peduli! Coba pikirkan, aku tidak akan minta maaf padanya. Dia bukan lagi anak sekolahan, seperti aku. Ya, kelihatan dari suratnya. Apakah dia tahu kamu sudah menikah? Tentu saja. Dia harus tahu itu. Semua temanmu tahu tentang pernikahanmu yang tidak bahagia. Aku tahu mereka mengasihanimu, tapi mereka tidak tahu bagaimana posisiku. Kalau saja mereka tahu, mereka akan berkata beda.

(TERLALU SIBUK MAKAN LUPA PERGI)

Si Helen ini pasti orang baik-baik. Jika dia tahu kamu sudah menikah, apa yang kemudian dia harapkan, bahwa aku akan menceraikanmu? Dan membiarkan dia menikahimu? Apakah dia pikir aku cukup gila untuk itu? Sesudah apa yang telah kamu perbuat padaku. Aku kira tidak. Kamu tidak akan bisa bercerai denganku dan kamu tahu itu. Tidak ada seorang pun yang bilang bahwa aku sudah melakukan sesuatu yang salah.

(MINUM KOPI TERAKHIR DARI CANGKIRNYA)

Dia sebaiknya menderita, hanya itu saja yang bisa aku katakan. Aku akan katakan padamu apa yang aku pikirkan; aku pikir Helenmu itu tak lebih baik dari gelandangan biasa saja, itulah yang aku pikirkan.

(ADA SUARA TERIAKAN LUKA SEPERTI SESAK NAFAS DARI KAMAR SEBELAH)

Apakah kamu memotong dirimu lagi? Yang benar saja!

(BANGUN DAN MELEPASKAN PIYAMANYA)

Baiklah aku harus pergi sekarang.

(SINIS)

Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang pemimpin! Aku tidak akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.

(SESUATU MENARIK INDERA PENDENGARANNYA DAN DIA BERHENTI UNTUK MENDENGAR DENGAN INTENS)

Ya, lagi-lagi kamu tumpahkan air ke semua tempat. Jangan bilang kamu tidak melakukan itu. Aku dengar tetesan air itu di lantai.

(EKSPRESI RAGU MUNCUL DI MUKANYA)

Alfred! Mengapa kamu tak menjawabku?

(DIA BERGERAK PELAN MENUJU KE KAMAR. ADA SUARA BERISIK DARI SEBUAH KURSI YANG HABIS DIPUTAR DAN SESUATU JATUH DENGAN KERAS DI LANTAI. DIA BERDIRI, BERGETAR DAN TAKUT)

Alfred! Alfred! Jawab aku! Apakah itu kamu yang berisik? Apakah kamu masih minum?

(TIDAK MAMPU BERDIRI LEBIH LAMA, DIA BERLARI BERGEGAS KE ARAH PINTU KAMAR)

Alfred!

(DIA BERDIRI DI LORONG, MELIHAT LANTAI DALAM KAMAR, BERGERAK CEPAT KETAKUTAN. DIA MENJKERIT DENGAN LIAR DAN BERLARI MENUJU PINTU YANG LAIN, MEMBUKA KUNCINYA DAN MEMBUKANYA DENGAN KUAT DAN BERLARI MENJERIT GILA MENUJU KELUAR)


(LAYAR TURUN)


BEFORE BREAKFAST Karya: Eugene O’neill
Diterjemahkan Oleh: Wiwit Anggraini, S.Pd
Pusat Studi Seni Pertunjukan Akar Rumput Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar